Learning to make the future brighter

Sebuah Harapan Demokrasi Indonesia

ADSENSE HERE!
Tulisan Demokrasi Indonesia? Sudah Kah? Mendapat reaksi dari beberapa kawan-kawan diantaranya
Nasrudin Ansori : Salah satu bukti kebablasan demokrasi alias kebebasan adalah tewasnya ketua DPRD SUMUT.
Mas Icang : Sepertinya kekalahan adalah tabu didalam demokrasi. Demokrasi bagi negeri ini adalah mutlak sebuah kemenangan.
Semut Item (Desta) : Demokrasi secara horizontal dapat dikatakan sebagai musyawarah. Yang kalah mendukung yang menang, secara vertikal demokrasi dikatakan sebagai fungsionalis dari individu.

Dari komentar tersebut saya bisa menyimpulkan demokrasi di Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya. Banyak kasus-kasus yang mencerminkan bahawa Indonesia belum bisa menjalankan demokrasi. Semut Item (Desta) memberikan pandangannya yaitu dengan mencontohkan keadaan pada masa sidang BPUPKI pada tahun 1945, disana demokrasi berjalan dengan baik pemimpin dipilih secara musyawarah dan yang kalah mendukung pihak yang menang. Jika dibandingkan dengan masa sekarang tentu jarang kita menemui hal tersebut. Demokrasi is no to lose, mungkin itu kesimpulannya. Ya, saat ini demokrasi tidak mengenal apa namanya kekalahan, banyak kasus-kasus seperti itu. Ketika pemilihan kepala daerah banyak diwarnai dengan bentrok antar kubu calon yang dipilih. Pada saat kampanye saja sudah seperti itu. Ketika sudah pada keputusan final bahawa si A yang terpilih, ada keberatan dari pihak lawan dan ini hampir terjadi di seluruh daerah.

Bagaimana Indonesia bisa maju kalau semua pihak seperti ini? Masyarakat butuh suatu keadaan yang kondusif untuk kemajuan bangsa, masyarakat butuh demokrasi yang sebenar-benarnya dimana yang kalah bisa mendukung pihak yang menang sehingga tidak ada perselisihan antara pihak-pihak terkait. Mungkin kita bisa mulai dari diri kita sendiri untuk bisa menjalankan demokrasi yang sebenarnya. Misalnya bermusyawarah ketika ada permasalahan yang memerlukan diskusi dengan orang lain dan ketika menemui jalan buntu dalam musyawarah dilakukanlah voting sebagai jalan terakhir untuk mengambil keputusan. Menghargai pendapat-pendapat orang lain yang tidak sepandangan dengan kita, sehingga tidak terjadi perselisihan. Menerima jika keputusan yang diambil tidak sesuai dengan harapan kita. Saya akui dilingkup terkecil kita belum bisa menjalankan hal ini. Inilah harapan terpendam yang mungkin diharapkan oleh bangsa Indonesia.

Jika bisa menjalankan semua itu sungguh sesuatu yang indah bagi bangsa ini. Semua kalangan tidak lagi terfokus pada kepentingan pribadi tetapi lebih memfokuskan diri pada kepentingan bangsa dan negara. Mari kita wujudkan harapan itu untuk kemajuan Indonesia ke depan menyongsong masa depan yang cerah bagi Indonesia.

Bagaimana komentar anda?
ADSENSE HERE!

10 comments:

  1. Tapi sekarang orang mau memilih atau memberi suara jika ada yang bayar....! tyus gmana donk...?

    ReplyDelete
  2. Ya tinggal kembali ke diri kita sendiri, apa mau masa depan kita dikorbankan untuk kepentingan orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri?, pilih lah sesuai dengan hati kita, jangan hanya karena di imingi uang kita memilih mereka, itu sama saja kita melestarikan KKN.

    ReplyDelete
  3. Gunakan waktumu, pikirmu, budayamu untuk kemajuan masyarakat, suku, bangsa, negeri, negara dan seluruh umat manusia.
    Tidak ada waktu untuk pesimis, mengeluh, mengeluarkan ironi atau sarkastik kepada satu kepada yang lainnya. Mari bangkitkan energi positif untuk Indonesia kita. Perkuat persahabatan, bertukar pikiran dan sambung menyambung kekuatan. Baik berupa ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan seluruh keragaman kita.
    Semoga Allah SWT meridhai kita semua.
    Cheers, frizzy.

    ReplyDelete
  4. @ Frizzy
    Ya mungkin ada benarnya, tapi perlu juga dikritik lho, biar mereka tau ada kesalahan.

    ReplyDelete
  5. Banyak orang yang mengatakan kalau Indonesia baru belajar demokrasi, terhitung sejak runtuhnya pemerintahan Soeharto. Jadi kalau demokrasi di Indonesia masih carut marut seperti sekarang masih dimaklumi.

    ReplyDelete
  6. Demokrasi indonesia belum menghasilkan apa2 selain konflik dan tarik ulur kepentingan

    ReplyDelete
  7. @ Tongkonan
    Ya benar Indonesia memang baru belajar demokrasi semenjak reformasi bergulir

    ReplyDelete
  8. @ Ramdan
    Sudah saatnya kita memulai untuk tidak bertindak anarkis lagi

    ReplyDelete
  9. negeri yang penuh benalu

    ReplyDelete
  10. @ Putrago
    Mungkin pendapat anda ada benarnya

    ReplyDelete

Kepada Pengunjung jangan lupa komentarnya

-Untuk Pengguna Blogger gunakan google accountnya
-Untuk Pengguna Wordpress gunakan pilihan wordpress
-Untuk Pengguna lainnya (domain berbayar atau yg punya facebook) silahkan pilih Name/URL, kemudian masukkan nama dan alamat web atau facebook (profil).

Komentar anda sangat berguna bagi saya, terima kasih.

Copyright © Catatan Taufik. All rights reserved. Template by CB