Learning to make the future brighter

Eksistensi Rumah Banjar

Eksistensi Rumah Banjar

Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki budaya khas, salah satu peninggalan budaya yang masih ada hingga sekarang adalah Rumah Banjar. Di lihat dari sudut antropologi, Rumah Banjar termasuk ke dalam wujud kebudayaan yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 2002: 187). Bangunan Rumah Adat Banjar diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, yaitu ketika daerah Banjar di bawah kekuasaan Pangeran Samudera yang kemudian memeluk agama Islam, dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah dengan gelar Panembahan Batu Habang. Melihat dari strukturnya tentu dapat dibayangkan hanya orang-orang terkemuka saja yang tinggal di Rumah Adat Banjar tersebut, memang pada masa itu yang tinggal di sana hanyalah kalangan keraton Banjar saja, untuk Sultan tinggal di rumah yang disebut dengan Rumah Bubungan Tinggi, sedangkan untuk kerabat dan pejabat kerajaan ada rumah adat tersendiri untuk mereka.

Ironisnya dimasa sekarang, budaya asli daerah sudah banyak ditinggalkan. Bahkan parahnya negara lain malah mempatenkan budaya asli kita sebagai budaya mereka. Sekarang siapa yang mau disalahkan kalau sudah seperti ini. Peranan Rumah Banjar sebagai identitas budaya Kalimantan Selatan tentu sangat penting mengingat zaman yang sudah semakin maju. Di tengah modernitas ini budaya asli mendapat tantangan yang sangat besar. tulisan ini mencoba mengulas bagaimana tantangan modernisasi terhadap eksistensi budaya Banjar terutama keberadaan Rumah Banjar sebagai identitas budaya Kalimantan Selatan.

Zaman sudah semakin modern, dapat dilihat dari berbagai kemajuan di berbagai bidang. Di lingkungan sekitar kita saja sudah jauh berbeda dibanding ketika 10 tahun yang lalu atau bahkan 20 tahun yang lalu. Namun semakin maju zaman maka budaya tradisional semakin ditinggalkan, tidak terkecuali dengan rumah banjar sebagai salah satu budaya asli yang kita kenal. Menarik untuk dikaji karena suatu bangsa dikenal karena budaya aslinya. Seperti di luar negeri kita mengenal bangsa Arab karena budaya Arabnya, kita mengenal bangsa Cina karena kita mengetahui budayanya yang sangat terkenal, bisa dicontohkan hasil budaya yang masih ada hingga sekarang yaitu Tembok Besar Cina. Selanjutnya bangsa Jepang yang hingga sekarang masih mempertahankan budaya aslinya walau mereka dicap sebagai pusat perkembangan teknologi dunia, namun masih bisa mempertahankan kebudayaannya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri atau Kalimantan Selatan pada khususnya. Rata-rata wisatawan dari luar negeri datang ke Indonesia karena tertarik dengan budaya kita. Mereka merasa tertarik dengan budaya asli Indonesia yang khas dan belum pernah mereka temui sebelumnya. Salah satu budaya banjar yang masih bertahan hingga sekarang adalah keberadaan rumah banjar sebagai simbol rumah adat. Rumah Banjar atau bisa kita sebut dengan Rumah Bubungan Tinggi merupakan salah satu cagar budaya yang semakin terkikis oleh kemajuan zaman. Bisa dibuktikan pada kenyataan yang ada, arsitektur rumah banjar sudah semakin sedikit bahkan arsitektur asli rumah banjar yang dibuat dengan kayu-kayu ulin sudah jarang terlihat. Di Banjarmasin sendiri kita hanya dapat melihat beberapa rumah banjar yang tersisa, sepengetahuan saya, yang sering dilihat oleh masyarakat Banjarmasin adalah Museum Wasaka di pinggir sungai Martapura sebagai situs asli rumah adat banjar. Ketergusuran rumah banjar sebagai simbol rumah adat tentu sangat berpengaruh, apalagi tingkat wisata di daerah kita masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Sangat menyedihkan memang ketika kita bertanya kepada remaja di Banjarmasin, mereka masih kurang pengetahuannya terhadap budaya tradisional bahkan rumah banjar yang asli mereka kurang mengetahuinya.

Memang di Banjarmasin masih ada perkantoran yang menggunakan aritektur rumah banjar, seperti kantor gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Gubernur Kalsel, dan ada beberapa kantor yang menggunakan arsitektur banjar, namun untuk wisata rumah banjar masih kurang. Selain itu dari segi ekonomi untuk membangun rumah banjar diperlukan biaya yang banyak, karena struktur bangunan rumah banjar adalah dari kayu ulin yang kita ketahui bersama kayu ulin sekarang sangat mahal. Selain itu menurut fakta sejarah sejak tahun 1930 sudah jarang masyarakat Banjar membangun rumah bubungan tinggi, hal ini seperti tadi dijelaskan karena masalah ekonomi dan mode yang sudah tidak sesuai. Melihat kenyataan tersebut peran serta pemerintah daerah dalam melestarikan budaya asli sangat diharapkan. Selain upaya dari masyarakat Kalsel sendiri untuk melestarikan budayanya. Karena suatu bangsa dikenal dengan kebudayaannya. Diharapkan ke depannya ada upaya dari pemerintah untuk mempertahankan budaya lokal Kalsel, dan untuk pendidikan budaya lokal perlu digalakan lagi.

Pendidikan Masa Politik Etis di Indonesia

Berbicara masalah pendidikan tentu kita akan melihat kenyataan sekarang bahwa pendidikan di Indonesia sekarang sedang mengalami sebuah proses untuk menjadi lebih baik lagi. Kita dapat melihat dari beberapa kali pergantian kurikulum yang terjadi di Indonesia. Sekarang mulai diterapkannya kurikulum baru yang bernama KTSP, yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan pada diri sesorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni, pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Dalam upaya untuk mengembangkan tiga hal tersebut dapat dilakukan di sekolah, luar sekolah atau masyarakat dan keluarga. Dengan mendasarkan pada konsep pendidikan tersebut, maka sesungguhnya pendidikan merupakan pembudayaan atau enculturation, suatu proses untuk mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya tertentu.

Melihat kenyataan itu tentu kita akan berkaca kepada masa lalu bagaimana proses pendidikan di Indonesia ini dimulai. Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai bentuk praktek pendidikan, pertama dimulai dari praktek pendidikan Hindu, pendidikan Budha, pendidikan Islam, pendidikan zaman VOC, pendidikan kolonila Belanda, pendidikan zaman pendudukan Jepang dan pendidikan zaman setelah kemerdekaan hingga sekarang.
Karena Belanda lebih lama menjajah Indonesia, maka sistem pendidikan Belanda lah yang lebih melekat di Indonesia, banyak contohnya antara lain dari bentuk sekolah, kelas dan susunan tempat duduk, sama persis dengan pendidikan zaman Belanda dulu. Maka pada tulisan ini akan dibahas mengenai pendidikan Zaman Kolonial Belanda.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PADA PELAKSANAAN POLITIK ETIS KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA
Seperti disebutkan tadi bahwa bangsa Indonesia telah mengalami berbagai bentuk praktek pendidikan, salah satunya adalah pendidikan zaman kolonial Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan Barat. Hal ini didasari oleh apa yang disebut dengan Trilogi Van Deventer. Sebelum trilogi Van Deventer dicetuskan, segala kebijakan politik eksploitasi diarahkan pada pengerukan kekayaan bumi Indonesia untuk kepentingan penjajah. Sebagai puncak dari politik eksploitasi adalah dengan diadakannya tanam paksa (cultuur stelsel).
Dengan diterapkannya cultuur stelsel semakin menambah penderitaan rakyat Indonesia. Melihat keadaan rakyat seperti itu membuat sebagian tokoh politik Belanda, terutama yang berpandangan humanis dan sosial demokrat. Mereka menyampaikan usul kepada parlemen Belanda bahwa sudah waktunya Belanda memikirkan nasib bangsa Indonesia. Mereka mendesak kepada pemerintah Belanda untuk meninjau kembali kebijakan politiknya terhadap Indonesia. Hal ini karena Belanda sudah dinilai cukup banyak mengambil kekayaan alam dari Indonesia untuk kepentingan mereka sendiri. Maka pada tahun 1901 muncullah apa yang disebut dengan politik ETIS yakni politik balas budi bangsa Belanda kepada Indonesia. Pencetus politik ini adalah Van Deventer, yang kemudian politik ini dikenal juga dengan Trilogi Van Deventer. Secara umum isi dari politik ETIS ini ada tiga macam yaitu, Education (pendidikan), Imigrasi (perpindahan penduduk) dan Irigasi (pengairan). Yang akan dikupas adalah mengenai education atau pendidikan.

Dengan dilaksanakannya politik ETIS di Indonesia akhirnya anak-anak bumi putera mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan meskipun hanya pada tingkat rendah. Akan tetapi, anak-anak bumi putera yang berasal dari golongan tertentu dapat memperoleh pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Bahkan ada diantaranya yang dapat mengenyam pendidikan Barat.Pada dasarnya politik ETIS sendiri hanyalah siasat dari pemerintah Belanda. Selain untuk memenuhi tuntutan kaum humanis dan sosial demokrat Belanda, pemberlakuan politik ETIS di bidang pendidikan ada kaitannya dengan kepentingan politik pintu terbuka. Hal ini telah memunculkan kebutuhan akan tenaga yang terdidik dan terampil di bidang administrasi. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia diarahkan untuk sebesar-besarnya kepentingan Belanda. Dengan kata lain politik ETIS diselewengkan menjadi politik Assosiasi, artinya di dalam pelaksanaannya di arahkan untuk kepentingan Belanda.
Ada 5 ciri pendidikan pada masa kolonial Belanda, yaitu :
- Sistem Dualisme
Dalam sistem ini diadakan garis pemisah antara sistem pendidikan untuk golongan Eropah dan sistem pendidikan untuk golongan bumi putera.
- Sistem Korkondansi
Sistem ini berarti bahwa pendidikan di daerah penjajah di arahkan atau disesuaikan dengan pendidikan yang terdapat di negeri Belanda.
- Sentralisasi
Kebijakan pendidikan di zaman kolonial diurus oleh sebuah Departemen Pengajaran.
- Menghambat Gerakan Nasional
Sistem pendidikan pada masa itu sangat selektif. Masyarakat bumi putera tidak dapat memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya atau pendidikan yang lebih tinggi.
- Perguruan swasta yang militan
Salah satu sekolah swasta yang sangat gigih menetang kekuasaan kolonial ialah sekolah-sekolah Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Secara umum pembagian sistem pendidikan zaman kolonial Belanda adalah sebagai berikut : (1) Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS, HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah peralihan. (2) pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS) dan pendidikan kejuruan. (3) Pendidikan tinggi (THS, GHS).
Salah satu jenis sekolah pada pendidikan dasar adalah ELS (Europeesche Lagare School) adalah Sekolah Dasar pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Sebagai bahasa pengantar pembelajarannya adalah Bahasa Belanda. Pada awalnya ELS hanya diperuntukkan bagi warga Belanda di Hindia Belanda. Namun, sejak 1903 kesempatan juga diberikan kepada orang-orang pribumi yang mampu dan warga Tionghoa.

Pada tingkatan pendidikan lanjutan sebagai contohnya adalah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang merupakan sekolah yang setara dengan tingkat SMP sekarang. MULO berarti "pendidikan dasar lebih luas". MULO menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Pada akhir tahun 30-an, sekolah-sekolah MULO sudah ada hampir di setiap kota kawadanaan (kota kabupaten).
Untuk pendidikan tinggi ada THS (Technische Hooge School) di Bandung yang sekarang menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung), RHS (Rechts Hooge School) di Jakarta yang sekarang menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan GHS (Geneeskudige Hooge School) di Jakarta yang sekarang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sejarah dan Psikologi

Berbicara masalah sejarah tentu tidak terlepas dari perspektif kebanyakan orang bahwa sejarah itu adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian atau peristiwa masa lampau. Hal ini sangat lazim kita dengar bahwa sejarah adalah pelajaran masa lalu. Namun ada sisi menarik dari sejarah yang tidak semua orang mengetahuinya. Ini yang sering kita dengar bahwa sejarah itu cuma hapalan, hapalan tahun, tokoh, peristiwa dan lainnya. Yang kadang-kadang membuat sejarah seperti diremehkan. Namun pandangan ini tidak benar, sejarah itu menarik. Dengan belajar sejarah kita dapat mengetahui bagaimana orang-orang masa lampau bergelut dengan kehidupan pada zaman itu. Kita dapat mengambil hikmah dari berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau untuk ditarik pelajaran sehingga kita dapat melangkah menyongsong masa depan.

Berkaitan dengan pengkajian sejarah tentu kita akan berbicara mengenai beberapa hal yang saling kait mengkait antara satu sama lain. Sehingga dapat tercipta sebuah sejarah. Diantaranya adalah metode sejarah, pendekatan, ilmu bantu dan lain sebagainya yang membantu dalam penulisan sejarah. Yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai ilmu bantu dalam pengkajian sejarah. Ada banyak ilmu bantu yang akan menolong peneliti, khususnya peneliti sejarah dalam menguak berbagai fenomena historis yang terjadi pada masa lampau. Seperti yang kita ketahui, ilmu bantu yang dapat digunakan para peneliti sejarah diantaranya Ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, geologi, geografi, psikologi, dan masih banyak lagi yang akan membantu sejarawan dalam penelitiannya.
Ada beberapa alasan mengapa sejarah memerlukan ilmu bantu dalam mengkaji fenomena historis yaitu :
- Dengan bantuan teori-teori ilmu bantu yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor, pernyataan-pernyataan mengenai masa silam dapat dirinci, baik kuantitatif maupun kualitatif.
- Dengan bantuan teori-teori ilmiah, seorang sejarawan dapat melacak hubungan antara aspek satu dengan aspek lainnya.
- Dapat menganalisis perubahan-perubahan dalam skala yang lebih luas.
- Dengan bantuan ilmu bantu, pengkajian sejarah dapat melepaskan diri dari cap subyektifitas.

Sejarah dan Psikologi
Salah satu ilmu yang membantu dalam pengkajian sejarah adalah Psikologi. Psi kologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat dan watak manusia. Hal ini kemudian digunakan oleh sejarawan untuk mengetahui kelakuan manusia pada masa silam. Dengan bantuan ahli psikologi maka dapat diungkap tentang sifat dan watak manusia masa lampau. Adapun arti psikologi dalam pengkajian sejarah terbagi menjadi dua yaitu psikologi dapat membantu dalam memahami kelakuan dan ciri khas suatu kelompok dengan lebih baik. Ilmu psikologi dapat membantu seorang sejarawan untuk menjelaskan kelakuan individu-individu pada masa silam. Pada bagian pertama digunakan istilah "sejarah mentalitas". Sedangkan bagian kedua disebut pengkajian sejarah yang berpsikologi.

Sejarah Mentalitas
Hubungan antara kajian sejarah dengan psikologi sudah terjalin sejak lama. Para filosof melihat adanya persamaan antara sejarah dalam keseluruhannya dan riwayat hidup sesorang. Dengan kata lain ada hubungan yaitu perkembangan psikologi seseorang dari dia anak-anak sampai dewasa kemudian dipakai menjadi kajian sejarah.
Para filosof Barat kemudian membagi-bagi periodesasi sejarah umat manusia dalam beberapa tahap seperti G. Vico (1668-1744) membagi sejarah umat manusia menjadi 3 tahap yaitu masa kanak-kanak ketika manusia masih percaya dengan konsep dewa-dewa yang dideskripsikan seperti manusia, kemudian masa remaja yang penuh dengan idealisme yang ingin mengikuti teladan tokoh mitologis dan masa rasionalisme yang dianggap tidak mampu mengadakan regenerasi dan berbuat orisinal. Sehingga kita dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam perkembangan sifat manusia dari yang bersifat kepercayaan mitos hingga tahap rasio yang merupakan zaman modern setelah munculnya renaisance.
Sesudah renaisance pendekatan psikologis dalam sejarah menghasilkan pedapat modern bahwa sejarah merupakan sebuah mosaik yang tersusun dari aneka sejarah kebudayaan. Kemudian setelah itu tema sejarah dan psikologi memperoleh dimensi yang lebih luas dan menarik.
Sejarah mentalitas adalah salah satu cabang dari pengkajian sejarah yang paling muda dan paling menarik. Menjadi menarik untuk dikaji karena bahan kajiannya tentang tumbuh kembangnya kepribadian masyarakat modern. Sejarah mentalitas membuka jalan bagi para sejarawan agar dapat memahami manusia modern serta masyarakat modern. Dalam menulis sejarah mentalitas tentu saja menuntut agar sang peneliti mempunyai pengetahuan luas mengenai psikologi, tetapi bila kita tidak menggunakan teori psikologis yang terinci, maka kita dapat membatasi diri pada suatu deskripsi mengenai mentalitas kolektif manusia zaman dahulu.

Psycho-History
Yang dimaksud dengan "psycho-history" adalah meneliti psikologi atau keadaan batin para tokoh sejarah. Sebagai contoh tokoh Hitler pada era Perang Dunia II, seperti kita tahu Hitler adalah pimpinan Nazi yang cukup disegani, maka dengan psycho-history dapat kita ketahui latar belakang Hitler bisa menjadi seorang pemimpin besar seperti itu.
Para ahli umumnya menilai psycho-history cukup negatif. Hal ini karena selalu mendasarkan kepada psikoanalisis padahal untuk hal tersebut diperlukan pengetahuan yang cukup lengkap mengenai masa muda seseorang serta konflik yang terjadi pada batinnya.

Liberalisme Bagian dari Filsafat Modern


Salah satu periode dari sejarah yaitu zaman modern mempunyai perbedaan dengan periode pertengahan, yang menjadi tanda sejarah modern adalah runtuhnya otoritas gereja dana mulai kuatnya otoritas sains. Sehingga kebudayaan modern kurang bernuansa gerejawi. Kekuasaan gereja di masa lalu mulai tergantikan oleh negara sebagai otoritas politik yang mengontrol kebudayaan. Namun pengaruh negara terhadap pemikiran-pemikiran para filosof lebih kecil dibandingkan pengaruh gereja pada Abad Pertengahan. Penolakan terhadap otoritas gereja, yang merupakan ciri negatif dari abad modern, muncul lebih awal daripada cirri positifnya, yakni penerimaan terhadap otoritas sains.

Otoritas sains, yang oleh kebanyakan filosof dipandang sebagai epos modern, sangat berbeda dengan otoritas gereja, karena otoritas sains bersifat intelektual, bukan politis. Ada perbedaan lain antara otoritas sains dan otoritas gerjea bahwa yang terakhir ini menyatakan ketentuan-ketentuannya sebagai kepastian absolut dan tidak bisa diubah selamanya, sedangkan pernyataan-pernyataan sains dibuat secara tentative berdasarkan kemungkinan dan dianggap bisa dimodifikasi. Ciri sains ini melahirkan cara berpikir yang sangat berbeda dengan dogma Abad Pertengahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa zaman modern merombak semua pemikiran yang terjadi di abad pertengahan yang selalu dikotrol oleh gereja. Zaman modern membuat sebuah tatanan pemikiran baru yang berlandaskan kepad logika dan sains.Pembebasan dari otoritas gereja mendorong tumbuhnya individualisme, bahkan sampai pada batas anarki. Disiplin, intelektual, moral dan politik oleh pikiran-pikiran manusia Renaisans diasosiasikan dengan filsafat skolastik dan kekuasaan gereja. Namun demikian, filsafat modern kebanyakan tetap mempertahakankan kecenderungan individualistik dan subyektifnya.Pada tulisan ini akan dibahas mengenai perkembangan sebuah paham yang sudah dikenal di dunia yaitu Liberalisme. Pembahasan ini mengenai perkembangan liberalisme dari awal dan bagaimana Liberalisme di masa sekarang.

PEMIKIRAN TENTANG LIBERALISME SEBAGAI SALAH SATU BAGIAN DARI FILSAFAT MODERN

Sebelum membahas inti dari tulisan ini terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa pengertian Liberalisme. Liberalisme adalah aliran atau paham ketatanegaraan dan ekonomi, yang dalam ketatanegaraan bercita-cita demokrasi dan dalam ekonomi menganjurkan kebebasan berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur). Sedangkan penganutnya disebut kaum liberal.
Dari pengertian tersebut dalam kita pahami bahwa Liberalisme menekankan kepada kebebasan, baik dalam pemerintahan maupun dalam bidang ekonomi. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah kebebasan individu, di mana individu bebas melakukan apa yang ingin dia lakukan tanpa campur tangan dari pihak lain.

Perkembangan liberalisme mulai muncul sejak akhir abad ke-17. liberalisme awal adalah produk dari Inggris dan Belanda, serta mempunyai suatu karakteristik yang menonjol. Liberalisme membela toleransi beragama; liberalisme itu Protestan, tetapi lebih bersifat bebas daripada fanatik; liberalisme menganggap perang agama sebagai kebodohan. Liberalisme menghargai perdagangan dan industri, serta lebih mendukung bangkitnya kelas menengah daripada monarki dan aristokrasi; liberalisme menjunjung tinggi hak-hak kepemilikan, khususnya ketika terakumulasikan oleh buruh yang dimiliki secara individual. Prinsip keturunan, meski tidak ditolak, lebih dibatasi cakupannya daripada sebelumnya; secara khusus, hak suci raja-raja ditolak demi berlakunya pandangan bahwa setiap komunitas, pada dasarnya, mempunyai hak untuk memilih bentuk pemerintahannya sendiri. Sehingga kecenderungan liberalisme awal mengarah ke demokrasi yang dikuatkan dengan hak-hak kepemilikan.


Liberalisme awal bercirikan optimistik, energik, dan filosofis, karena mewakili kekuatan-kekuatan yang sedang tumbuh dan tampaknya akan meraih kemenangan tanpa kesulitan berarti, dan dengan kemenangan ini akan membawa keuntungan besar bagi umat manusia. Liberalisme menentang segala sesuatu yang berbau abad Pertengahan, baik dalam filsafat maupun politik, karena teori-teori Abad Pertengahan telah digunakan untuk endukung kekuasaan gereja dan raja, menjustifikasi penganiayaan, dan menghalangi bangkitnya sain; tetapi liberalisme kemudian juga menentang fanatisme para Calvinis dan Anababtis. Liberalisme ingin mengakhiri perselisihan politik dan teologi demi mengerahkan energi manusia untuk kegiatan-kegiatan perdagangan dan sains. Di seluruh dunia Barat, sikap keras dalam memegang pendirian memberi tempat bagi pencerahan, kekhawatiran akan kekuatan Spanyol telah berakhir, semua kelas semakin makmur, dan harapan-harapan yang menjulang tinggi tampaknya dijamin oleh keadaan yang sangat tenang.

Sehingga pada akhirnya berhasil mencetuskan Revolusi Perancis, yang langsung melahirkan Napoleon dan kemudian Aliansi Suci. Setelah itu liberalisme menggulirkan gelombang keduanya sebelum optimisme abad ke-19 bisa diperbaharui. Ada pola umum gerakan-gerakan liberalisme dari abad ke-17 sampai 19. Pola ini mula-mula sederhana, tetapi secara bertahap menjadi semakin dan semakin kompleks. Ciri yang jelas terlihat dalam gerakan ini dalam pengertian luas adalah individualisme; namun individualisme merupakan istilah yang samar sebelum didefinisikan lebih lanjut. Para filosof Yunani bukanlah para individualis. Mereka memandang manusia pada dasanya sebagai anggota komunitas.
Liberalisme awal bercirikan individualistik dalam perkara-perkara intelektual, juga dalam bidang ekonomi, tetapi tidak mementingkan diri sendiri secara emosional dan etis. Bentuk ini mendominasi Inggris pada abad ke-18, para pembuat konstitusi Amerika.

Selama Revolusi Perancis, liberalisme diwakili oleh partai-partai yang lebih moderat. Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung perang Napoleon, liberalisme kembali berpengaruh dengan bangkitnya Benthamites dan Mazhab Manchester. Keberhasilan terbesar liberalisme terjadi di Amerika, hingga menjadi dominan sejak tahun 1776 sampai sekarang.Namun ada sebuah gerakan baru yang berkembang secara bertahap menjadi antitesis dari liberalisme, ini dimulai dengan Rousseau, dan menancapkan kekuatannya sejak gerakan romantik dan munculnya prinsip kebangsaan.

Dalam gerakan ini, individualisme melebar dari wilayah intelektual ke wilayah hasrat manusia, dan aspek-aspek anarkis dari individualisme dibuat eksplisit. Pada saat itu ada rasa tidak suka pada industrialisme awal, kebencian pada keburukan yang diciptakannya, dan pemberontakan terhadap kekejaman-kekejamannya.Ada filsafat lain yang merupakan cabang dari liberalisme, yakni filsafat Marx.
Uraian filsafat liberal pertama yang lengkap dapat ditemukan dalam diri Locke. Di Inggris, pandangan-pandangannya sepenuhnya harmonis dengan pandangan-pandangan para tokoh paling cerdas sehingga sulit untuk melacak pengaruh mereka kecuali dalam filsafat teoritis.

Doktrin bahwa fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif pemerintah harus tetap dipisahkan merupakan ciri khas liberalisme. Legislatif dan eksekutif harus dipisahkan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Dan doktrin ini banyak yang telah menggunakan, namun cenderung antara legislatif dan eksekutif menjadi musuh bebuyutan dibanyak negara.Perkembangan liberalisme di masa sekarang cukup pesat, seperti kita lihat negara-negara liberal seperti Amerika. Amerika sekarang menjadi sebuah negara yang besar dan dianggap polisi dunia. Di sana kebebasan dijunjung tinggi karena hak-hak tiap warganya dijamin oleh pemerintah. Sehingga jangan heran kalau tingkat kompetisi di sana sangat tinggi.Negara kita juga pernah menerapkan sistem liberal ini. Yaitu pada masa Demokrasi liberal. Apa yang terjadi? Negara kita mengalami krisis yang cukup parah. Parlemen hanya berumur singkat. Kemiskinan merajalela. Ternyata paham ini tidak cocok diterapkan di negara kita. Krisis ini kemudian diakhiri dengan Dekrit Presiden tahun 1959.

Windows Cloud

Windows Cloud

CEO Microsoft, Steve Ballmer, mengatakan bahwa Microsoft akan segera merilis sebuah sistem operasi baru yang disebut "Windows Clouds". Microsoft menegaskan bahwa Windows Cloud dibuat tidak untuk menggantikan Windows 7, tidak juga untuk membuat Anda dapat menyimpan semua data di layanan online "Cloud", dan bahkan sistem operasi ini kemungkinan besar tidak didesain untuk pengguna umum. Mungkin juga, sistem operasi ini nantinya tidak akan disebut Windows Cloud. Jadi apa dong Windows Cloud?

Windows Cloud merupakan sebuah sistem operasi yang dibuat khusus untuk para pengembang software yang ingin menulis berbagai macam aplikasi untuk kebutuhan komputasi awan, seperti aplikasi web Gmail, Hotmail, Zoho Office atau Windows Live Maps dan Google Earth.
Sistem operasi seperti Windows Cloud akan membuat pesatnya pertumbuhan aplikasi berbasis web. Microsoft akan menjelaskan secara detail mengenai sistem operasi Windows Cloud ini pada ajang Professional Developers Conference di Los Angeles, Amerika Serikat.

Majalah PC Mild Edisi 22/2008

Tembus 1000 Pengunjung

Tembus 1000 Pengunjung

Alhamdulillah akhirnya pengunjung blog mencapai angka 1000, walau untuk mencapai angka tersebut memerlukan waktu lumayan lama, yah maklum lah ga terkenal sih, hehe.




Copyright © Catatan Taufik. All rights reserved. Template by CB