Learning to make the future brighter

POLITIK APARTHEID di AFRIKA SELATAN

ADSENSE HERE!
A. Gambaran Afrika Selatan Secara Umum
Republik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Afrika Selatan berbatasan dengan Namibia, Bostwana dan Zimbabwe di bagian utara, Mozambik dan Swaziland di bagian timur laut dan Lesotho yang berada di pedalaman Afrika Selatan sendiri.
Afrika Selatan terletak di 29° 00' S, 24° 00' T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 km² termasuk Pulau Robben dan Kepulauan Prince Edwards (Pulau Marion dan Pulau Prince Edward). Afrika Selatan bersebelahan dengan Samudra Atlantik di pantai barat dan Samudra Selatan dan Samudra Hindia di pantai timur. Arus utama di samudra-samudra tersebut adalah arus sejuk Benguela dan arus hangat Agulhas. Titik paling rendah adalah Samudra Atlantik pada 0 m dan paling tinggi ialah Njesuthi pada ketinggian 3.408 m.
Afrika Selatan mempunyai iklim yang berbeda-beda. Di barat daya negara ini, iklimnya adalah Mediterania, di kawasan pedalaman ia beriklim sederhana, dan di timur laut iklimnya adalah subtropis.
Pada pemerintahan di masa dulu negara ini dikecam karena politik apartheidnya. Namun sekarang Afrika Selatan telah berubah menjadi sebuah negara yang demokratis dengan mayoritas penduduk kulit putih terbesar di benua Afrika. Afrika Selatan juga memiliki berbagai macam bangsa dan mempunyai beberapa bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum yang utama di dunia.

B. Sekilas Tentang Afrika Selatan pada Zaman Imperialisme Modern
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku-suku yang menghuni daerah tersebut, diantaranya suku Khoi, Bushmen, Zulu dan Xhosa. Penjelajah Belanda yang terkenal sebagai Afrikaner sampai di sana pada 1652. saat itu negara Inggris juga berminat dengan negara tersebut. Hal ini karena di daerah tersebut terdapat cadangan berlian yang melimpah. Karena hal ini lah kemudian menyebabkan Perang Britania – Belanda dan dua Perang Boer. Tahun 1910, empat daerah republik menggabungkan diri di bawah Kesatuan Afrika Selatan. Tahun 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania (Inggris) sepenuhnya.
Walaupun Afrika Selatan berada di bawah jajahan Inggris, mereka terpaksa membagi kekuasaan dengan pihak Afrikaner (Belanda). Hal ini kemudian berlanjut sampai tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) meperoleh kursi mayoritas di parlemen. Strategi partai tersebut kemudian menciptakan dasar apartheid (disahkan pada 1948), yaitu suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun pemerintahan Inggris sering kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

C. Awal Munculnya Praktek Rasialisme
Awal munculnya rasialisme hampir sama tuanya dengan peradaban manusia dan tidak bertambah baik seiring kemajuan zaman. Contohnya di Mesir ribuan tahun yang lalu ketika bangsa Yahudi diperbudak oleh bangsa Mesir. Di zaman baru rasialisme muncul hampir sama dengan zaman dulu yaitu ketika penghisapan ekonomi melalui perbudakan mulai dijalankan. Hal ini mulai berjalan ketika para penguasa melihat pentingnya mendapat tenaga kerja yang murah dan loyal. Perbudakan ini berkembang kepada penaklukan suatu negara kepada negara lain dan rakyat dari yang kalah tersebut akan dijadikan budak oleh negara yang menang.
Konsep rasialisme yang ada sekarang, mulai muncul pada abad ke-16 ketika perdagangan budak mulai berkembang. Budak-budak didatangkan dari Afrika menuju Eropa dan Amerika. Walaupun hal ini bertentangan dengan konsep kristianitas yang ada di masyarakat Eropa dan Amerika, namun hal ini tetap terus berlangsung. Para pedagang budak menyebarkan paham bahwa masyarakat kulit hitam (ras Afrika) adalah ras yang terkut namun inferior, sehingga cocok untuk mengerjakan pekerjaan kasar dan harus tunduk pada perintah. Pandangan ini sama dengan yang terjadi pada masa Yunani dan Romawi. Diperkirakan 11,8 juta rakyat Afrika diperdagangkan selama masa Perdagangan Budak Atlantik, doi mana sekitar 10 sampai 20 persennya tewas dalam perjalanan. Pada abad ke-19, tercatat bahwa 90 persen budak belian adalah anak-anak. Tahun 1884 di Berlin, beberapa negara yaitu Inggris, Perancis, Spanyol, Jerman, Belgia, Belanda dan Portugal bertemu untuk membagi-bagi wilayah Afrika di antara mereka. Masyarakat adat Afrika yang selama ini menjadi satu kesatuan menjadi terbelah mengikuti garis kepemilikan yang digambar di atas peta oleh bangsa Eropa, menjadi negara yang berbeda-beda.
Walaupun perdagangan budak telah berakhir, namun penghisapan ekonomi tetap ada. Dan muncullah praktek rasialisme baru yaitu dengan munculnya imperialisme. Sikap rasialisme ini tidak hanya berhenti di situ saja, namun muncul politik rasial yang lainnya seperti nazisme yang dikembangkan oleh Hitler di Jerman serta munculnya bentuk kapitalisme yang khususnya diterapkan di Afrika Selatan.

D. Praktek Politik Apartheid di Afrika Selatan
Banyak yang menilai bahwa apartheid adalah reinkarnasi politik diskriminasi rasial Nazi. Politik Apatheid mulai diterapkan di Afrika Selatan pada tahun 1948 ketika sebuah partai ultra nasionalis memenangkan pemilu. Sejak saat itu pula muncul undang-undang yang tidak berpihak kepada kaum kulit hitam. Hal ini berpuncak saat Partai Nasional berkuasa dan kemudian meresmikan undang-undang yang sangat kental dengan diskriminasi rasial.
Population Regestration Act (1949) merupakan awal berdirinya struktur apartheid. Penduduk Afrika Selatan diharuskan mendaftarkan diri berdasarkan rasnya. Kemudian berlanjut dengan munculnya Bantu Self Government Act (1959), dibangun ghetto bagi kaum kulit hitam. System ini ditujukan agar kaum kulit hitam kehilangan hak politiknya dalam politik Afrika Selatan. Kaum kulit hitam hanya boleh mempelajari tentang kebudayaan masing-masing, harus memiliki surat jalan jika ingin keluar dari wilayahnya, dan dilarang melakukan perkawinan antar ras. Tentu hal ini membuat kaum kulit hitam merasa terkekang.
Sistem Apartheid yang dirasa sangat mengekang menimbulkan semangat perlawanan dari kaum kulit hitam. African National Congres (ANC), South Africa Communist Party (SACP), dan Pan Africa Congres membentuk aliansi untuk melawan system Apartheid. Aksi di parlemen, aksi boikot hingga pembentukan Umkhonto We Sizwe (Lembing Bangsa) sebagai sayap bersenjata mereka adalah sebagian kecil dari aksi yang mereka lakukan.
Setelah mengorbankan banyak jiwa, akhirnya perjuangan mereka berhasil pada penghujung dekade 1980-an.

E. Nelson Mandela Seorang Bapak Bangsa
Nelson Mandela adalah seorang tokoh yang memperjuangkan politik perbedaan perlakuan atas dasar ras atau politik Apartheid di Afrika Selatan. Nelson Mandela lahir di Transkei, Afrika Selatan pada 18 Juli 1918 dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela. Ayahnya seorang Penasehat Pengadilan Tinggi Thembuland. Setelah kematian ayahnya, Nelson Mandela menempati posisi sang ayah. Ia diharapkan memangku jabatan yang lebih tinggi lagi, tetapi karena kasus-kasus yang terjadi seringkali berlatar belakang politik Apartheid maka hal itu sulit dicapai. Kemudian ia menjadi seorang pengacara. Mandela memimpikan memberikan sumbangan menciptakan kebebasan bagi orang-orang kulit hitam. Mandela merasakan kepedihan dan kekejaman politik Apartheid, ketidakadilan ini lah yang menggerakkan hatinya untuk menekuni bidang politik dan hokum.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pergi ke Healdtown untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Fort Hare. Tahun 1942 ia bergabung dengan the African National Congress, karena aktivitas politiknya yang menentang politik Apartheid, ia terkena tahanan kota dan menyelesaikan pendidikannya melalui surat.
Dalam gerakan anti apartheid ini Mandela banyak mendapat dukungan dari isterinya. Karena aktivitas ini Mandela diputus oleh pengadilan dilarang mengikuti segala macam bentukpertemuan politik dan dikenakan tahanan kota selama 6 bulan. Ketika persidangan tahun 1964 ia dinyatakan bersalah karena pelanggaran undang-undang anti komunis dan diganjar hukuman seumur hidup.
Ketika dipenjara (pulau Robben), ia masih terus menjadi symbol perlawanan orang kulit hitam, dan mengorganisisr kampanye internasional menuntut pembebasannya. Rezim apartheid Afrika Selatan pun lama-lama goyah. Senjata dan kekerasan yang mereka jalankan selama ini, tidak mampu lagi menopang kekuasaan mereka. Dan akhirnya, pada tahun 1990, Presiden FW De Klerk mulai mengubah politik Afrika Selatan. Ia mencabut larangan keberadaan Kongres Nasional Afrika dan organisasi perjuangan kulit hitam lainnya. Dan akhirnya, setelah mendekam di penjara selama 27 tahun Nelson Mandela dibebaskan pada 11 Pebruari 1990.
Tahun 1994, Mandela dengan mudah terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan dalam pemilihan umum yang pertama kalinya juga bagi semua ras.
ADSENSE HERE!

2 comments:

Kepada Pengunjung jangan lupa komentarnya

-Untuk Pengguna Blogger gunakan google accountnya
-Untuk Pengguna Wordpress gunakan pilihan wordpress
-Untuk Pengguna lainnya (domain berbayar atau yg punya facebook) silahkan pilih Name/URL, kemudian masukkan nama dan alamat web atau facebook (profil).

Komentar anda sangat berguna bagi saya, terima kasih.

Copyright © Catatan Taufik. All rights reserved. Template by CB